Quote

download

Terimalah kenyataan apa adanya!
Berdamailah dengan masa lalu.

Demikianlah petikan puisi berjudul “Sapu Tangan Fang Yin” karya Denny JA yang mengisahkan dilema kehidupan sosok “Fang Yin” yang harus menerima kenyataan hidup yang cukup pahit. Banyak makna dan hikmah yang terkandung dalam puisi tersebut. Salah satunya adanya pesan mengenai untuk memahami makna cinta yang sesungguhnya.

Dalam judul “Sapu Tangan Fang Yin”, penyair mencurahkan banyak peristiwa sejarah ke dalam sastra yang cantik dan mudah dipahami. Mulai sajak pertama dilukiskan kegelisahan selama 13 tahun, seorang gadis Tionghoa bernama samaran Fang Yin. Kegelisahan saat ia hendak membakar sapu tangan sebagai saksi bisu segala keresahannya dan lintasan ingatan 13 tahun lalu saat ia berumur 22 tahun dimana ia menjadi korban keganasan segerombolan pria huru hara dalam kerusuhan Mei 1998 yang legam di Indonesia.

Dilanjutkan dengan sajak kedua yang menggambarkan kondisi dan suasana Indonesia saat terjadi kerusuhan Mei itu sangat tragis dan penuh dilema. Saat itu hukum dan pemerintahan tidak berfungsi, yang ada hanya teriakan massa yang tidak terkendali. Lingkungan dan makhluk yang mereka temui menjadi korban dan saksi dengan tragis.

Sajak ketiga dinarasikan peristiwa pengungsian keluarga Fang Yin beserta para warga keturunan Tionghoa ke Amerika. Fang Yin meninggalkan semua kisah dan kenangannya di Jakarta termasuk pacar pertama yang sangat ia cintai itu hanya meninggalkan selembar sapu tangan. Dan sekarang saat umurnya menginjak 35 tahun, ia rindu akan kampung halaman tempat ia menghabiskan masa-masa remajanya. Kemudian, pada sajak keempat diceritakan tentang sapu tangan penuh kenangan, trauma masa lalu dan saksi kondisi psikologisnya yang semakin membaik akibat peristiwa senonoh itu.

Sajak kelima dideskripsikan mengenai sapu tangan Fang Yin yang penuh kenangan, kenangan akan rumahnya di Jakarta Utara, kenangan akan kerusuhan masa silam yaitu tanggal 12 Mei 1998 dimana saat itu demonstrasi bergejolak dimana-mana menuntut penurunan Soeharto dari jabatannya karena dianggap tidak mampu memulihkan ekonomi negara. Sehingga banyak perusahaan gulung tikar, pengangguran merajalela, harga sembako melambung tinggi, dan nilai rupiah yang semakin terpuruk. Sore harinya terjadi insiden tertembaknya empat mahasiswa Trisakti yang mengakibatkan kerumunan massa esok harinya. Mereka membakar ban-ban bekas di tengah jalan, menyisir toko, perkantoran, dan pemukiman milik Tionghoa. Dan saat itu pula kejadian ganas yang merenggut kehormatan Fang Yin terjadi, saat hanya ada ia dan pembantunya di rumah sebesar itu. Ayahnya tidak bisa pulang karena jalanan macet dipenuhi massa. Fang Yin telah mengunci dirinya di kamar dan berteriak minta tolong kepada tetangga sekitar, namun lima pria berandal itu mendobrak pintu kamarnya. Gadis yang malang itu telah berusaha menjerit, menolak, dan mohon ampun, tetapi lima pria itu tetap memukul, menampar, menjambak, dan menindihnya secara bergantian sehingga terenggutlah kehormatannya.

Sajak ketujuh dipaparkan kondisi gadis malang itu di rumah sakit setelah insiden penuh luka menerjangnya. Saat itu pacarnya bernama Kho dan sahabat dekatnya bernama Rina datang menjenguk. Dan Kho memberinya sapu tangan yang nantinya sangat setia menemani hari-harinya, menghapus setiap air matanya, dan merekam kejadian-kejadian pribadinya di Amerika.

Sajak kedelapan melukiskan situasi kerusuhan Jakarta yang tragis dimana massa merusak, membakar, menjarah, dan mengamuk tanpa sebab sehingga banyak korban yang terpanggang dan tewas sia-sia. Lalu, sajak kesembilan digambarkan ketakutan yang mendalam dari Fang Yin dan warga Tionghoa lainnya atas dugaan akan terjadinya kembali kerusuhan itu karena statement dari presiden Soeharto tanggal 15 Mei 1998 yang tidak bersedia mundur dari jabatan.

Sajak kesepuluh menceritakan kehengkangan Fang Yin dan keluarganya ke Amerika demi menyelamatkan jiwa mereka, bukan karena ketidakcintaan mereka kepada Indonesia. Tetapi karena keadaannya lah yang sedang genting. Di sini pun Ayahnya bercerita tentang kerabat kakek buyutnya yang bernama Sie Kok Liong yang menjadi pejuang kemerdekaan dan sahabat baik Soekarno. Ia berjasa menyewakan rumahnya di Gedung Kramat 106 kepada para pemuda untuk menyelenggarakan kongres pemuda yang melahirkan sumpah pemuda 28 Oktoder 1928.

Sajak kesebelas menceritakan kondisi Indonesia pasca 13 tahun kerusuhan rasial tersebut. Indonesia telah stabil, budaya dan agama Cina sudah diakui dalam hukum Indonesia. Ayah Fang Yin sangat mencintai tanah airnya yaitu Indonesia, dan ia pun menginginkan hal itu tertumbuh pula pada jiwa anak gadisnya. Ayahnya ingin mengajaknya pulang ke tanah air, namun dirinya menolak karena masih timbul rasa benci kepada Indonesia yang telah menyebabkan kehormatannya terenggut. Dan selangkah demi selangkah, rasa benci itu menjauh. Fang Yin mulai merasakan rindu kampung halamannya sekarang. Dan ia pun merindukan cinta pertamanya, Albert Kho yang kini telah berkeluarga dengan sahabat akrabnya dulu bernama Rina yang juga keturunan Tionghoa. Sajak keduabelas menceritakan peristiwa pembakaran sapu tangan yang penuh kenangan itu. Dengan gemetar dan menangis, ia membakar sapu tangan itu, dan sekarang terbakar pula kenangan-kenangan masa silam yang pahit dan kenangan cinta pertama yang indah. Kemarahan terhadap ibu pertiwi pun menghilang ditelan kobaran api. Selanjutnya, pada sajak ketigabelas dilukiskan oleh penyair bahwa rasa cinta Fang Yin yang kembali muncul dalam kalbu kepada tanah kelahirannya. Ia memendam rindu yang membara kepada kampung kelahirannya serta memiliki niat yang teguh untuk segera kembali menginjakkan kaki di Indonesia.

  • Tema: Hilangnya nasionalisme akibat hukum dan pemerintahan yang tidak berjalan dengan baik.
  • Persoalan: Persoalan dalam puisi Denny JA yang berjudul “Sapu Tangan Fang Yin” ini menekankan kesan ketika masa lalu yang kelam senantiasa membayangi dan selembar sapu tangan sebagai saksi yang menyimpan banyak kenangan masa silam yang pedih kini harus dibakar demi kembalinya rasa cinta pada tanah air dan mimpi-mimpi.
  • Pesan:

-memaknai cinta dengan sebuah ketulusan

-menumbuhkan semangat nasionalisme dengan segala keteguhan hati.

-memahami perbedaan untuk mewujudkan kehidupan yang selaras, serasi, damai.

-dalam setiap perjuangan, terdapat oknum yang menyalahgunaan arti perjuangan.

  • Latar: Insiden kerusuhan Mei 1998 di Indonesia silam
  • Intuisi: Kekecewaan dan penyesalan penyair terhadap pemerintahan tahun 1998 yang telah menimbulkan banyak korban terutama kaum Tionghoa dan hukum yang tidak dijalankan, padahal telah ada Pancasila sebagai ideologi negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan.
  • Peranan/Fungsi: Puisi ini memberikan pemahaman tentang arti sebuah kesetiaan dan nasionalisme terhadap negara, serta sebuah makna cinta yang dilukiskan dari kisah seorang “Fang Yin”

Memahami Makna cinta dari “Fang Yin” – Review Puisi Denny JA

By latahzan walatanza (akifah abidah) Posted in Sastra

Leave a comment